GENJOT MULYO

Rabu, 02 Mei 20120 komentar


Bergembira ria sambil mengayuh sepeda? Kenapa tidak? Contohnya anggota komunitas Genjot Mulyo. Bagi mereka, sepeda ibarat baju yang ‘melekat’ dalam kehidupan sehari-hari.

Komunitas Genjot Mulyo berdiri pada 2009 oleh para anggotanya yang sehari-hari menggunakan moda transportasi sepeda untuk beraktifitas. Lima tahun sebelum terbentuk, orang-orang ini juga telah eksis bersama-sama meskipun sekadar bertemu dan ngobrol di daerah Nagan Tengah Nomor 8 Jogja, yang kini menjadi basecamp mereka.

Kepada Harian Jogja, salah satu anggota Genjot Mulyo, Yoan Vallone, pekan alu menuturkan di Genjot Mulyo, para anggotanya tak mempersoalkan jenis sepeda yang mereka gunakan.

Vallone menjelaskan jika perkumpulan ini lebih bertujuan sebagai ‘tempat parkir’ pengguna sepeda, mulai dari jenis sepeda ontel, fixie, low rider, sepeda lipat, hingga mountain bike.
“Kami tidak mengistimewakan sepeda, mau apa saja, kalau mereka suka, bisa langsung bergabung dengan Genjot Mulyo,” terang Vallone.

Vallone juga menuturkan, berbeda dari ketika awal berdiri, hari-hari ini Genjot Mulyo lebih terarah dalam mengemban diri sebagai komunitas sepeda. Dengan semangat sebagai media perekat, mereka sangat menginginkan keberadaan sepeda bukan hanya menjadi sebagai alat transportasi, tetapi telah menjadi sebuah kultur yang memasyarakat di Kota Gudeg ini.

Lebih baik sepeda
Berbagai kegiatan yang ‘berbau’ sepeda kerap digelar, seperti dalam kegiatan Yogyakarta Cyclist Gathering 2011 yang diadakan Genjot Mulyo pada 2-3 Desember 2011. Dengan menggandeng Dinas Pariwisata DIY, Genjot Mulyo menghadirkan berbagai segmen dalam acara itu mulai dari seminar hingga tour bareng.
Tidak tanggung-tanggung, sekitar 300 hingga 400 peserta yang berasal dari berbagai komunitas sepeda di Jogja bahkan dari seluruh Indonesia melebur menjadi satu dalam acara yang digelar Genjot Mulyo tersebut.
“Jogja ini sudah mulai penuh dengan kendaraan bermotor. Kami ingin menjadikan bersepeda menjadi sebuah budaya di Jogja agar mengurangi angka kecelakaan dan kemacetan di Jogja,” terang Bintang Hanggono koordinator acara dan anggota Genjot Mulyo.

Gerakan budaya sepeda ala Genjot Mulyo juga ditunjukkan dengan mendukung progran pemerintah, yakni pogram Segosegawe, atau Sepeda Kanggo Sekolah Lan Nyambut Gaweyang diresmikan pemerintah Kota Jogja pada Oktober 2008 silam. Gerakan ini adalah gerakan menumbuhkembangkan kecintaan untuk kembali menggunakan sepeda di Kota Gudeg. “Salah satu teman kami, ditunjuk sebagai penggagas program Segosegawe sebelum diluncurkan,” terang Bintang dengan bangga.

Bahkan, Bintang mengungkapkan, gentuk gerakan Genjot Mulyo dalam mengkulturkan bersepeda juga sampai hingga anak–anak TK dan SD di Jogja. Dalam kegiatan yang diberi nama Kids on Bike, Genjot Mulyo mencoba untuk mendampingi anak-anak dalam bersepeda bersama. Berbagai pengetahuan mengenai manfaat bersepeda juga di sosialisasikan dengan bahasa yang di mengerti oleh anak-anak, di antaranya melalui game.

Nama Genjot Mulyo

Ketika mendengar nama Genjot Mulyo, tentu akan terbesit sebuah nama kegiatan menggenjot atau mengkayuh sepeda. Namun, siapa sangka jika nama ini awal mulanya muncul akibat celetukan. Vallone menjelaskan, nama yang cukup menggelitik ini ungkap Vallone memang muncul akibat ketidaksengajaan.
“Di tengah – tengah obrolan, tidak sengaja terceletuk nama Genjot Mulyo, entah siapa yang mengucapkan karena pada saat itu ramai,” kata Vallone.

Nama ini awalnya terdengar sangat aneh, bahkan Vallone mengungkapkan jika nama tersebut mirip seperti nama toko-toko kelontong di Jogja. Sontak saja, suasana menjadi ramai akibat tercetusnya nama Genjot Mulyo. Namun, siapa sangka, nama ini ternyata memiliki arti yang cukup mendalam.
“Genjot itu mengkayuh, sedangkan Mulyo adalah sejahtera. Jadi Genjot Mulyo artinya mengayuh untuk kesejahteraan diri sendiri dan orang lain,” ungkap Vallone.

Nama ini diartikan sebagai sebuah tindakan bersepeda yang sangat bermanfaat bagi dirinya sendiri serta oranglain karena dengan bersepeda pula lingkungan menjadi bersih, serta mengurangi penggunaan bahan bakar yang kian langka.

Atas tindakan ini pula, akan terwujud pencerminan sikap penghematan dan sejahtera bagi oranglain serta dirinya yang akan sehat karena melakukan gerakan bersepeda setiap hari.
Vallone juga mengungkapkan jika terbentuknya Genjot Mulyo bukan untuk sensasional, tetapi lebih untuk mensejahterakan dirinya sendiri dan orang lain. Oleh sebab itu pula, di genjot Mulyo tidak mengenal hierarki, seperti ketua, wakil hingga sekertaris. “Di sini semua memiliki peran yang sama – sama penting dalam visi misinya, baik dalam keadaan suka maupun duka, akan tetap bersatu,” pungkasnya.(Wartawan Harian Jogja/Garth Antaqona)

Sumber: HARJO

Untuk merubah atau mengganti artikel ini dg yang lebih update silahkan email ke: jogjafunbike@gmail.com
-----------------------------------------------------------------------------------
Genjot Mulyo Office : Jl.Nagan tengah no.8 YOGYAKARTA 
Facebook Group: GENJOT MULYO
Twitter: @GenjotMulyo


Share this article :
 
Support : BIKE TO WORK | Jogja Last Friday Ride | Bayuhape
Copyright © 2014. INFO FUN BIKE JOGJA - All Rights Reserved
Template Edited by @Bayuhape Created by Mas Template
Proudly powered by Blogger